Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan
10 PHBS yaitu :
1.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2.
Memberi ASI ekslusif
3.
Menimbang balita setiap bulan
4.
Menggunakan air bersih
5.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6.
Menggunakan jamban sehat
7.
Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8.
Makan buah dan sayur setiap hari
9.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.
Tidak merokok di dalam rumah
Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan
PHBS
di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan
Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.
Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi
Kesehatan yaitu :
1.
Menggunakan air bersih
2.
Menggunakan Jamban
3.
Membuang sampah pada tempatnya
4.
Tidak merokok di institusi kesehatan
5.
Tidak meludah sembarangan
Promosi Kesehatan
Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat - tempat Umum
Tempat
- tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga,
rekreasi dan sarana sosial lainnya.
Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat -
Tempat Umum yaitu :
1.
Menggunakan air bersih
2.
Menggunakan jamban
3.
Membuang sampah pada tempatnya
4.
Tidak merokok di tempat umum
5.
Tidak meludah sembarangan
6.
Memberantas jentik nyamuk
Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
PHBS
di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah
yaitu :
1.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2.
Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4.
Olahraga yang teratur dan terukur
5.
Memberantas jentik nyamuk
6.
Tidak merokok di sekolah
7.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8.
Membuang sampah pada tempatnya
Promosi
Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
PHBS
di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau
dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1.
Tidak merokok di tempat kerja
2.
Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3.
Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
4.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar dan buang air kecil
5.
Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6.
Menggunakan air bersih
7.
Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8.
Membuang sampah pada tempatnya
9.
Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
Gaya Hidup
Sehat
Promosi dan
Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Kebijakan
Nasional Penanggulangan PTM
Kerangka
konsep pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular didasari oleh
kerangka dasar blum, bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Kebijakan Pencegahan dan
penanggulangan PTM ini ditujukan pada penyakit-penyakit yang mempunyai faktor
resiko yang sama yaitu : jantung, stroke, hipertensi, diabetes militus,
penyumbatan saluran napas kronis.
Tujuan
Memacu
kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan PTM untuk
nmenurunkan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan meningkatkan kualitas
hidup sehat masyarakat yang berada di semua tatanan.
Bagaimana
caranya ?
Dengan
cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko PTM dan memperhatikan faktor
lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Departemen kesehatan, melalui Pusat
promosi kesehatan memfokuskan pada :
Meningkatkan
upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat maupun Propinsi dan
Kabupaten.
Melakukan
intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu : rokok,
aktifitas fisik dan diet seimbang.
Melakukan
jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.
Mencoba
mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah terhadap diet,
aktivitas fisik, dan rokok.
Mengembangkan
System Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT) PTM.
Kampanye
pencegahan dan penanggulangan PTM tingkat nasional maupun local spesifik.
Untuk
di masa datang upaya pencegahan PTM akan sangat penting karena hal ini
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu dokok, diet seimbang dan aktivitas fisik.
Pencegahan PTM perlu didukung oleh para semua pihak terutama para penentu
kebijakan baik nasional maupun local. Tanpa itu semua akan menjadi sia-sia
saja.
Sasaran
Penentu
kebijakan baik di pusat maupun di daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
Penentu
kebijakan pada sektor terkait baik di Pusat dan daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota).
Organisasi
profesi yang ada.
Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) sektor Swasta serta Masyarakat.
Landasan
Hukum
Promosi
dan Pencegahan PTM tentunya mengacu pada landasan hukum yang sudah ada secara
Nasional yaitu :
Undang-undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
Undang-undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang
Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Struktur
Organisasi dan tatalaksana Departemen Kesehatan RI.
Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS)
Sistem
Kesehatan Nasional.
Surat
Keputusan menteri Kesehatan tahun 1999 tentang Rencana Pembangunan Kesehatan
menuju Indonesia Sehat 2010 Depkes RI tahun 1999.
Global
Strategy for The Prevention and Control of Non Communicable Diseasses (WHA 53
tahun 2000).
Megacountry
Health Promotion Network Initiatives (Geneva, Desember 2002).
Kebijakan
Promosi
dan pencegahan PTM dilakukan pada seluruh fase kehidupan, melalui pemberdayaan
berbagai komponen di masyarakat seperti organisasi profesi, LSM, media Massa, dunia
usaha/swasta.
Upaya
promosi dan pencegahan PTM tersebut ditekankan pada masyarakat yang masih sehat
(well being) dan masyarakat yang beresiko (at risk) dengan tidak melupakan
masyarakat yang berpenyakit (deseased population) dan masyarakat yang menderita
kecacatan dan memerlukan rehabilitasi (Rehabilitated population).
Penanggulangan
PTM PTM mengutamakan pencegahan timbulnya faktor resiko utama dengan
meningkatkan aktivitas fisik, menu makanan seimbang dan tidak merokok.
Promosi
dan pencegahan PTM juga dikembangkan melalui upaya-upaya yang
mendorong/memfasilitasi diterbitkannya kebijakan public yang mendukung upaya
pencegahan dan penanggulangan PTM.
Promosi
dan Pencegahan PTM dilakukan melaui pengembangan kemitraan antara pemerintah,
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi termasuk dunia usaha
dan swasta.
Promosi
dan pencegahan PTM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam semua
pelayanan kesehatan yang terkait dengan penanggulangan PTM.
Promosi
dan pencegahan PTM perlu didukung oleh tenaga profesional melalui peningkatan
kemampuan secara terus menerus (capacity building).
Promosi
dan pencegahan PTM dikembangkan dengan menggunakan teknologi tepat guna sesuai
dengan masalah, potensi dan social budaya untuk meningkatkan efektifitas intervensi
yang dilakukan di bidang penanggulangan PTM.
Strategi
Sasaran
Promosi dan pencegahan PTM secara operasional di lakukan pada beberapa tatanan
(Rumah tangga, Tempat kerja, tempat pelayanan kesehatan, tempat sekolah, tempat
umum, dll) Area yang menjadi perhatian adalah Diet seimbang, Merokok, Aktivitas
fisik dan kesehatan lainnya yang mendukung.
Strategi
promosi dan pencegahan PTM secara umum meliputi Advokasi, Bina suasana dan
Pemberdayaan masyarakat. Di Tingkat Pusat lebih banyak dilakukan pada advokasi
dan bina suasana. Sedangkan di tingkat kabupaten/Kota lebih ditekankan pada
pemberdayaan masyarakat? 3 (tiga) strategi untuk semua hanya materinya beda.
Ingat otonomi daerah, sosial budaya, local spesifik dsb.
Mendorong
dan memfasilitasi adanya kebijakan public berwawasan kesehatan yang mendukung
upaya pencegahan dan penanggulangan PTM.
Mendorong
dan memfasilitasi berfungsinya jaringan kerjasama antar institusi penyelenggara
promosi dan mitra potensi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan PTM.
Meningkatkan
peran aktif tenaga promosi kesehatan di dalam upaya penanggulangan PTM secara
komprehensif baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
di masing-masing institusi pelayanan.
Meningkatkan
Kapasitas tenaga profesional bidang promosi kesehatan baik di pusat maupun
daerah khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan PTM.
Meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemeliharaan kesehatan mandiri masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan PTM.
Melibatkan
masyarakat secara aktif dalam proses pemecahan masalah PTM yang dihadapi untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dan lingkungannya dalam pencegahan dan
penanggulangan PTM.
Mengembangkan
daerah kajian teknologi promosi kesehatan tepat guna dalam penanggulangan PTM.
Indikator
Untuk
mengetahui sampai seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan strategi
penanggulangan PTM, ada beberapa patokan yang dapat dipergunakan untuk
monitoring dan evaluasi melalui system pencatatan dan pelaporan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan PTM.
Indikator
keberhasilan strategi promosi dan pencegahan PTM yaitu :
Indikator
Umum
Menurunnya
angka kematian (mortalitas) penderita PTM utama.
Menurunnya
angka kesakitan (morbiditas) penderita PTM utama.
Menurunnya
angka kecacatan (disabilitas) penderita PTM utama.
Menurunnya
angka faktor risiko bersama PTM utama.
Indikator
Khusus
Penurunan
3 faktor risiko utama PTM (merokok, kurang aktifitas fisik dan konsumsi rendah
serat).
Penurunan
proporsi penduduk yang mengalami obesitas, penyalahgunaan alcohol dan BBLR.
Peningkatan
kebijakan dan regulasi lintas sector yang mendukung penanggulangan PTM.
Peningkatan
bina suasana melalui kemitraan dalam pemberdayaan potensi masyarakat.
Tersedianya
model-model intervensi yang efektif dalam promosi dan pencegahan PTM.
Peningkatan
pelaksanaan promosi dan pencegahan di institusi pelayanan.
PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT
Perilaku
merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS
merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu
strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan.
Tujuan
PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. tatanan rumah tangga,
2. tatanan sekolah,
3. tatanan tempat kerja,
4. tatanan tempat umum,
5. tatanan fasilitas kesehatan.
Sepuluh
indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
1. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
2. memberi bayi ASI eksklusif,
3. menimbang bayi dan balita,
4. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
5. menggunakan air bersih,
6. menggunakan jamban sehat,
7. memberantas jentik di rumah,
8. makan sayur dan buah setiap hari,
9. melakukan aktivitas fisik setiap hari,
10. tidak merokok di dalam rumah.
Indikator
PHBS di sekolah antara lain:
1. mencuci tangan dengan air bersih mengalir
dan sabun,
2. mengkonsumsi jajanan di warung /kantin
sekolah,
3. menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
4. olah raga yang teratur dan terukur,
5. memberantas jentik nyamuk,
6. tidak merokok,
7. menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan setiap bulan,
8. membuang sampah pada tempatnya.
Indikator
PHBS di tempat kerja antara lain :
1. kawasan tanpa asap rokok,
2. bebas jentik,
3. jamban sehat,
4. kesehatan dan keselamatan kerja,
5. olah raga teratur.
Indikator
PHBS di tempat umum antara lain :
1. menggunakan jamban sehat,
2. memberantas jentik nyamuk,
3. menggunakan air bersih.
Indikator
PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.
Untuk
meningkatkan kesehatan individu maupun masyarakat kita perlu bersama–sama
menerapkan PHBS dalam hidup sehari-hari. (MS)